Thursday, December 31, 2020

CERITA PENDEK SURAT KECIL LINDA UNTUK KEONG AJAIB (Inspiration by Adinda Zahra Putriana)



Hanya bunyi deru dan geretan gesekan halus gerbong kereta yang bernyanyi ditelingaku pada malam ini. Kereta malam yang membawaku ke Surabaya melibas dingin dan gelapnya malam, melibas pikiranku yang melayang kembali ke rumah. Berbeda dengan malam malam sebelumnya yang selalu dihibur oleh nyanyian azam si bungsu yang melantunkan lagu kereta api serta rentetan protes linda yang selalu meluruskan lagu sang adik.
"Ini untuk papa, untuk bacaan papa di kereta biar inget sama linda ya," seru linda sambil memeluk dan mencium pipi kiri dan kananku.
"Papa ati ati ya," seru azam agak terbata karena memang baru berumur 3 tahun, yang bergantian memeluk dan menciumku.
Ada rasa haru yang membuncah sesak di dadaku, keinginan untuk tidak pergi sempat terlintas di kepalaku, tapi aku harus pergi demi anak anakku, demi masa depan mereka juga. Aku pun tersenyum dan menciumi mereka satu persatu. Kertas yang di berikan linda pun aku selipkan di saku depan tas kerjaku.
"Linda jangan nakal dan jaga adik azam ya," seruku pada linda sambil memeluknya,
"Azam juga jangan nakal sama teteh linda, jaga bunda ya," keduanya aku peluk erat seakan tidak mau berpisah.
Ku lepas perjalanan ini dengan langkah yang berat, diiringi air hujan yang seakan di tumpahkan dari langit, menumpahkan kesedihan melihat seorang anak manusia yang harus berjuang meniti hidup di luar kota demi anak anaknya.
Aku berkerja pada sebuah perusahaan distributor pemasaran udang yang berpusat di Surabaya. Udang-udang tersebut di datangkan dari daerah madura dan pesisir jawa timur. Untuk proses pengolahan pengawetan dan pengepakan di kantor pusat Surabaya kemudian di pasarkan di seluruh kota di Jawa. Sebelum bergabung di perusahaan ini, aku berkerja di perusahaan retail consumer good yang berpusat di Bandung. Karir profesional ku tersebut di mulai selepas aku meraih gelar sarjana Strata 1 di sebuah Universitas Swasta Jakarta.
Pilihanku untuk berkerja di bandung sangat tepat sekali, karena di kota itulah aku meniti keluarga kecilku. Dengan mempunyai dua orang anak, paling sulung linda dan sang bungsu azam. Sedangkan Istriku adalah seorang putri mojang asli sunda, dengan latar belakang pendidikan Diploma 3 bahasa Inggris. Berkerja sebagai guru swasta yang tidak jauh tempatnya dari perumahan tempat tinggal kami. Namun 1 tahun belakangan ini istriku selalu mengeluh sakit dada setiap malam. Diagnosis dokter bahwa istriku mengidap penyakit jantung.
Ini bermula ketika aku mengundrukan diri dari perusahaan consumer good dimana saat itu linda merayakan ulang tahunnya yang ke-5 tahun dan azam baru berusian 8 bulan. Saya di fitnah bawahanku bahwa saya menerima suap dari suplier. Padahal bukti-bukti menunjukkan bahwa saya tidak bersalah. Karena sifatku yang lebih mengalah dan merasa sudah tidak nyaman lagi berkerja akhirnya saya mengundurkan diri. Sikap tersebut ternyata tidak disukai istriku. Namun istriku selalu memendam perasaan tersebut dan lebih memilih diam. Hal ini berlanjut ketika saya menerima tawaran berkerja di Surabaya, tanpa bertukar pikiran dengan istriku. Hal ini kulakukan karena anak anak membutuhkan biaya yang berlebih kedepannya, sehingga tawaran kerja dengan gaji yang lebih tinggi pun menjadi prioritas ku.
Perasaan tersebut baru di tumpahkan istriku setelah mendapatkan vonis dari dokter. Namun tanggapan dingin yang aku berikan ke istriku dan seolah olah penyakit yang di derita oleh istriku adalah hanya penyakit ringan dan tidak membebani pikiranku sama sekali. Aku tetap memberikan perlakuan yang sama dan tidak ada yang berubah. Mungkin ada sesuatu yang bisa merubahku kelak...entah siapa dan apa...
Kertas buku tulis bergaris yang hanya 2 lembar bergoyang goyang dalam peganganku mengikuti irama tubuhku yang duduk santai dalam gerbong kereta kelas eksekutif. Terlihat tulisan kapital besar dan kecil di tulis menggunakan pensil. Di sudut kiri atas tertulis karya Linda kelas 2b, di tengah tengah kertas tertera judul karya anakku, "Linda dan Keong ajaib," dibawah judul tersebut terdapat gambar kasar sketsa pensil seorang perempuan dengan rambut panjang di kuncir menyamping di kiri, tersenyum serta memakai gaun panjang hingga menutupi kakinya. Disamping anak perempuan tersebut terdapat keong kecil yang sedang tersenyum.

Aku pun tertawa melihatnya,"dasar imajinasi anak anak, tapi lumayan pintar juga untuk anak kelas 2,"pikirku, perasaan bangga terhadap linda pun membuncah dalam senyum kecilku. Untungnya di sebelahku tidak ada siapa siapa. Gerbong kereta ini tidak terisi penuh. Masing-masing orang menempati dua kursi setiap deretnya menurut no kursinya. Jadi aku pun bebas berbuat apapun tanpa harus merasa ada yang terganggu. Aku pun mulai membaca isi cerita pendek karya anakku...
Pada suatu hari linda disuruh ibunya untuk ke hutan mencari kayu bakar. Tiba-tiba ada yang bilang,"toloooong....!! Linda lalu menuju ke arah yang minta tolong.
Tau-taunya ternyata itu keong yang terjepit kayu. Linda segera mengangkat kayu itu dari si keong.
Keong itu berkata,"terima kasih, kamu telah menolongku," kata keong (aku pun tersenyum membacanya,"ini gak bisa dua kali di sebutkan kalau keong itu berkata,"koreksiku dalam hati)
linda terlihat kaget, "hah!!! ka...ka...kamu...bi...bi...bisa bicara? Teriak linda sambil kaku.
"Iya, saya bisa bicara! Jawab keong,"saya khan keong ajaib (huruf keong ajaib di besarkan dan di beri kreasi seperti garis garis yang membentuk lingkaran spiral yang bila dilihat seperti cangkang keong)

"Oh...jawab linda, linda pun lalu membawa keong itu ke rumahnya. (Teriakan Oh...seperti memang pribadi anakku linda yang jika di beri tahu atau dinasehati olehku,"kenangku)

Tiba-tiba pas di rumah, ada yang teriak minta tolong. Ternyata itu ibunya Linda, dia sakit parah.
"Ibu..., ibu kenapa? tanya linda," tidak apa-apa kok linda,"kata ibu menjawab.
"Ibu jangan bohong,"kata linda,"kalau bohong masuk neraka! Kata linda juga.
"Baiklah nak!" Kata ibu,"ibu...ibu...ibu sakit jantung!" Jawab ibu.
"Apa bu? Kata linda kaget, lalu linda pun memanggil ambulance. Ambulance pun membawa ibunya linda ke rumah sakit.

(Aku pun tertegun, membaca bait demi bait percakapan terakhir."Tidak mungkin istriku menceritakan penyakitnya ke anak-anak. Tidak ada seorang pun yang tau penyakit istriku selain aku, istriku dan dokter konsultasi,"pikirku. "Atau jangan-jangan istriku teledor, akh..tidak mungkin," kutepiskan argument demi argument yang menghinggapi pikiranku, karena tadi sore ketika berangkat istriku telah meyakinkan ku kalau tidak ada seorang pun tahu," tapi bagaimana cerita ini bisa sama?" Pikirku sambil mataku mengulang kembali bait demi baik tulisan anakku)

Walaupun kalut bertambah cemas, aku pun melanjutkan kembali...
Saat tiba di rumah sakit, Linda bilang ke keong ajaibnya. "Keong bagaimana ini ibuku sakit parah," tanya Linda. Kata keong, "iya,sama aku tidak bisa berbuat apa-apa,"
Akhirnya dokter pun keluar dari ruangan pemeriksaan. "Bagaimana dok," kata linda, "keadaan ibu saya?"
Kata dokter, "mohon maaf nak,"
"Ada apa dok,"tanya linda khawatir
"Ibu mu sudah tiada," kata dokter
"Maksud dokter, ibu saya sudah meninggal?" Kata Linda, ia pun menangis dan sekarang Linda pun tinggal berdua dengan keong.

Selesai (huruf besar dengan garis dan lekuk membentuk lingkaran atau huruf spiral. Pada huruf S di kasih mata dan mulut yang tersenyum serta rambut yang di kuncir satu).

Untuk kedua kalinya aku pun tertegun. Memahami makna demi makna karya anakku. Apakah aku keong yang dimaksud anakku? Apakah nanti anak anakku akan tinggal bersama keong yang kata anakku ajaib tapi tidak bisa memberikan hal ajaib untuk menyembuhkan ibunya Linda? Aku pun tertunduk, menghempaskan badanku di kursi tempat dudukku, mencoba untuk meredakan emosi haru ku dan nalar pikiranku. Ku coba untuk memandang keluar menembus kegelapan malam tapi tidak berhasil, tidak ada sesuatu objek pun yang terpandang di depan mataku.

Aku sayang keluargaku, aku salah meninggalkan mereka tanpa kehadiranku. Aku salah tidak memperhatikan mereka selama ini. "Tunjukkan jalan yang terbaik ya Tuhan, kalau menurutmu ini yang terbaik tetapkan lah hatiku untuk berjalan, ridhokanlah dan berikan yang terbaik sebagai penggantinya. Aku pun meraih ponselku di saku celana.

Ku putuskan untuk berhenti kerja malam ini juga dan tidak ku teruskan perjalanan ke Surabaya. Tiba di Stasiun transit Tugu Yogyakarta aku pun memesan tiket ke Bandung untuk pagi harinya. Sengaja tidak aku kabari anak anakku sebagai kejutan buat mereka. Senin sore aku pun tiba di depan rumahku, tampak lenggang dan tidak seorang pun di rumah. Ke khawatiran ku pun meningkat, ku ambil ponsel dan menelpon kakak iparkuku, tidak ada jawaban. Sampai ketiga kalinya akhirnya telp ku di terima, namun sambutan tangisan yang ku dengar dari kakak iparku yang memang tinggal 2 blok dari rumahku.

Aku memang keong, ku usahakan untuk menghidupi kedua anakku dengan ajaib. Selalu ku usahakan hal hal ajaib untuk mereka. Aku berusaha untuk membuat hidupku ajaib untuk mereka. Seperti harapan anak ku Linda. Love u my princess dan my prince. Forever and together.


No comments:

Post a Comment

POTRET SENJA SEORANG PAK WARNO