Saturday, February 18, 2017

CATATAN HARIAN ARI "PERKENALAN DI DUNIA RETAIL"

Azan subuh berkumandang, meneriakkan gema ta'zim untuk melakukan kewajiban menghadap sang kuasa. Gema tersebut terngiang di telingaku, mengumandangkan suasana ridho dan ikhlas dalam menghadapi hidup. Setengah sadar, pikiranku memberikan alarm untuk mengingat bahwa hari ini adalah hari pertama masuk kerja. Memberikan tanda dan sinyal-sinyal mewujudkan suatu gambaran perjalanan yang harus aku tempuh untuk sampai ke tempat kerjaku.
Aku di terima pada sebuah retail Minimarket yang ternama di Jawa Barat. Kebetulan minimarket ini membutuhkan calon manajerial toko untuk planning/perencanaan pembukaan beberapa anak cabang di beberapa kota Jawa Barat. Aku bersama 15 orang lainnya akhirnya di terima dalam suatu kelompok Management Trainee. Kelompok kami dinamakan angkatan 33 sesuai dengan angkatan yang sudah pernah di rekrut sebelumnya. Training pertama kali di lakukan di kantor pusat selama satu minggu. Dengan materi yang berisi teori-teori atau istilah-istilah dalam dunia retail, tugas dan tanggung jawabnya manajerial toko, sosialisasi Spv area dalam pengenalan toko, Manajemen waktu, serta Pemecahan Masalah. Istilah-istilah retail pun sangat berbeda dengan istilah yang sering aku bayangkan. Seperti Gondola, persepsi ku Gondola adalah semacam kapal perang jaman dahulu yang dipakai untuk bertempur, ternyata Gondola adalah semacam rak besar untuk memajang produk jual. Belum istilah-istilah lain yang pasti aku pakai dalam perkerjaanku. Setelah dinyatakan cukup dan mumpuni kami turun ke cabang. Akhirnya kami di bagi untuk masuk ke toko. Masing-masing orang akan mengisi posisi di toko sebagai manajerial ke tiga setelah Kepala toko, Ass Kepala Toko dan Training Manajerial.
Angin semilir menerbangkan jaket yang aku pakai, ditambah hawa dingin yang menerjang pakaianku berusaha untuk menembus tebalnya jaket yang aku pakai. Perjalanan ke tempat kerjaku memakan waktu 1 jam 15 menit dari pusat kota bandung ke pinggiran kota. Daerah tersebut di kenal dengan nama Ciparai. Memasuki daerah tersebut, berjejer kios-kios pasar di kanak dan kiri jalan. Di pingir jalan juga berjejer para penjaja jasa becak bersaing dengan para pemilik kereta kuda (andong/dokar). Bau menyengat dari sampah pasar yang teronggok di pinggir jalan, menunggu pihak kebersihan kota untuk diangkut ke TPA. Di tambah bau dari kotoran-kotoran kuda yang lolos dari tempat penampungannya, bercipratan di sekitar jalan. Dari pertigaan jalan terlihat logo minimarket tempat awalku meniti karir.
Kebetulan yang mengantarku adalah pamanku Abdul. Pamanku ini berasal dari bangka dan terkenal paling pendiam. Namun sepanjang perjalanan ini, tidak ku kenal lagi pamanku yang pendiam. Ia banyak menceritakan kisahnya ketika ia tinggal di daerah ini. Aku anggap wajar, karena aku berniat untuk mencari kost di daerah ini supaya dekat dengan tempat kerja, tepat waktu dan irit di ongkos. Pamanku berharap agar pengalamannya bisa menjadi tolak ukur bagiku dan berbagi pengalamannya. Intinya sebagai pendatang wajib untuk saling menghargai para penduduk asli, dimana bumi di pijak disitu langit di junjung, istilah pribahasa jadul. Kalau pribahasa baru, dimana bumi di pijak di situ cari sinyal hp...
Suasana di sekitar toko pagi tersebut masih lenggang. Hanya satu orang operator atau tim servis yang baru datang.
Ari," seruku sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan.
Ari juga," serunya, sambil menjabat tanganku sambil tersenyum geli karena kami mempunyai nama yang sama.
"TRK ya," terka ari Tim servis menebak.
"Kok tau, " jawabku, TRK adalah sebutan untuk anak anak training manajerial toko. Entah apa itu kepanjangan TRK, sampai sekarang pun aku tidak mengerti apa itu TRK.
"Biasa, kalau TRK pasti memakai pakaian bebas," serunya, sambil matanya menatap ke kejauhan, seperti mencari-cari seseorang, lalu mulai melihat ke arah jam tangannya.
"Wah, telat lagi nih buka toko," serunya..."Pak Herman terlambat bangun sepertinya," sambung ari si anak tim servis.
Pak Herman merupakan asst Kepala toko yang kebetulan bertugas pagi ini. Sedangkan pak Erwin sang Kepala Toko sedang Off. Jadi Hari ini Pak Herman bertugas Lembur Full day.
Pasar mulai keliatan geliatnya. Simpang siur para pengunjung pasar berdatangan bersamaan dengan para pengguna lainnya seperti para anak-anak sekolah dan karyawan kantoran. Ada yang memakai andong ataupun memakai angkutan pedesaan. Beberapa anak anak sekolah juga terlihat memenuhi andong dan Angdes menuju ke tempat sekolah bercampur baur dengan para karyawan dan pengunjung pasar. Beberapa org juga ada yang memilih kendaraan bermotor, sepeda dan berjalan kaki.
Matahari pun sudah nampak sepertiganya muncul dari peraduannya. Menampakkan sinarnya yang keemasan, tampak hangat menyirami muka-muka sang pencari nasib yang menghiasi jalan-jalan di sepanjang pasar. Toko pun di buka, tim pun sudah lengkap. Selain Ari, aku pun berkenalan dengan tim servis lainnya merangkap kasir yaitu sinta.
Pagi itu, kami pun . Tidak segan, aku pun mengambil sapu dan pengki membersihkan halaman depan toko. Pak Herman sibuk mengupdate data promo di program, menghidupkan komputer dan mempersiapkan uang kassa. Sinta pun sibuk menghidupkan komputer kassa, menhitung uang kasir, struk printer, dan membersihkan area kassa. Sedangkan tim servis ari membersihkan area dalam toko. Setelah selesai kami pun berkumpul untuk melakukan briefing.
Briefing merupakan sesuatu hal terpenting dalam dunia retail. Sebagai media reminding untuk mereview perkerjaan tim, mengingatkan acara-acara promo yang sedang berlangsung, ketersediaan barang, serta motivasi team. Semua yang anak-anak tim servis lakukan serta asst toko kerjaan terekam sepenuhnya di otakku. Suatu saat aku pasti akan mengalaminya. Pak Herman pun memperkenalkan aku ke tim pagi ini secara singkat. Lalu mengajakku ke back office untuk memperkenalkan perkerjaan pagi yang harus aku segera kuasai.
Tidak banyak yang harus aku kuasai. Karena semuanya memang terprogram dan tinggal update. Seperti update acara promo, hanya mengambil datanya di data base lalu update. Kebetulan aku menguasai komputer dan tidak asing untuk mengoperasikannya. Setelah itu mendelegasikan ke tim service untuk menambahkan POP (Point Of Purchase/kertas yang agak besar yang menunjukkan harga penawaran yang sedang promo). Setelah itu mengupdate harga yang naik atau turun dengan metode yang sama lalu mendelegasikan juga ke tim service untuk mengganti SKU (Stock Keeping Unit/media seperti kertas kecil yang terdapat di list rak yang menunjukkan informasi harga, tgl update harga, serta informasi stock).
Perkerjaan lainnya adalah wajib membaca informasi-informasi yang ada di inbox email karena biasanya ada tugas-tugas dari kantor pusat seperti dari Divisi MD dan Operasional (spv dan Kadiv) ataupun informasi-informasi lain dari divis-divisi terkait. Masalah kontrol gudang atau barang gudang dengan memperkenalkan sistem kartu stock pun di informasikan pak Herman kepadaku beserta mekanismenya. Pengaturan jadwal untuk tim-tim juga di informasikan. Jadi di toko tersebut semua aspek diatur oleh para manajerial toko seperti Kepala Toko dan Asst Kepala Toko. Mereka mengatur sesuai dengan kebutuhan secara efesiensi dan efektif untuk menunjang operasional toko. Terpenting tujuan akhirnya adalah para manajerial toko bisa memanage tim di bawahnya untuk mencapai omzet sesuai target dengan di tunjang oleh inventory brg yang baik serta pelayanan yang baik juga.
Setelah di rasa cukup untuk masalah administrasi back office. Pak Herman pun mengenalkan selling area toko, area kasir dan permasalahannya. Teknik display secara teori dan di lapangan memang berbeda, namun kebanyakan memang ilmu yang paling berharga adalah di lapangan. Di lapangan teknik display menyesuaikan dengan bentuk pintu depan dan arah masuk costumer. Diusahakan agar pajangan-pajangan yang ada tidak memblock (menutup) arah masuknya costumer. Barang harus eye catching (mudah terlihat mata), mudah di temukan dan grouping (sesuai kategorinya). Di toko juga mengenal teknik floor barang (teknik memajang barang di area promosi yang biasanya hanya memakai ambalan atau langsung memakai kardus yang di tumpuk dan di atasnya memajang produk yang akan di jual). Analisa pemajangan juga harus sesuai dengan petunjuk dari Divisi MD, namun terkadang pihak toko mempunyai analisa sendiri-sendiri mengenai barang. Sehingga analisa untuk barang yang laku, barang yang tidak laku, barang baru, orang toko harus kuat data dan analisanya. Hal tersebut di informasikan pak Herman kepada ku dengan detail dan terarah di sertai dengan contoh analisa dan pengambilan data di program.
Kebetulan hari itu, rencana pak Herman dan Pak Erwin kepala toko adalah mengubah tampilan floor area promo toko. Rencananya mereka akan menampilkan produk seasonal (produk seasonal adalah produk yang khusus di peruntukkan untuk moment-moment khusus seperti puasa dan lebaran) kebetulan moment tersebut akan tiba satu bulan lagi. Produknya pun sudah di support oleh pusat dan sudah tiba di toko melalui divisi distribusi logistik kantor. Jadwal tibanya barang biasanya setiap hari selasa, kamis dan sabtu. Jadwal biasanya berubah sesuai dengan kebijakan divisi distribusi logistik pusat. Aku dan Pak herman pun mulai menggelar dan mensetting area promo untuk brg-brg seasonal tersebut. Di bantu oleh Ari yang dengan gesit menata dan membentuk barang-barang tersebut. Ada yang membuka setengah kardusnya, lalu menampilkan brgnya. Terkadang juga di tata di atas kardusnya. Untuk masalah ini menurutku memang membutuhkan daya imajinasi dan kreatif serta pengalaman di area. Ari juga tau brg-brg mana yang mempunyai history/catatan sejarah penjualan tiap brand yang bagus seasonal tahun yang lalu. Walaupun ia memang tidak memiliki data. "Ya, itu tadi aku bilang...pengalaman yang berbicara," pikirku.
Siangnya....

Floor seasonal pun hampir selesai. Ari Tim servis sedang sibuk menulis POP untuk area floor. POP yang di pakai adalah POP besar dan memakai standing POP biar tampak menarik dan mudah dilihat costumer. Matahari sudah menampakkan sinar emasnya yang paling cerah. Tidak ada sebuah awan hitam pun yang menghalangi ganasnya sinar sang surya. Bulan ini memang hujan belum kunjung turun. Jalan-jalan pun berdebu dan tanah pun kering kerontang. Di samping itu juga pepohonan tidak ada yang tumbuh di sepanjang jalan. Menambah panasnya hawa di siang hari ini. Para penunggu angdes, becak ataupun andong pun, berusaha mencari tempat yang teduh. Sasaran mereka adalah bangunan-bangunan yang berada di samping sisi kanan dan kiri jalan.
Kunjungan yang masuk ke toko ini pun lumayan ramai. Setengah hari ini kita bisa mencapai omzet kurang lebih 7 juta. Omzet hari biasa total bisa mencapai 15-18 juta, untuk hari libur atau week end biasanya sekitar 25-30 juta. Traffic kunjungan terbanyak di jam-jam sore sekitar jam 4 sore - jam 8 malam. Omzet biasanya bisa dua kali lipat dari omzet pagi. Untuk week end sabtu dan minggu, omzet toko ini pun bisa melambung sampai tiga kali lipatnya. Data ini saya dapatkan dari history sales yang ada di program dan laporan sales harian.
Aku diberi kesempatan untuk memegang administrasi selama beberapa jam. Kebetulan suplier telur datang, bertambah lagi yang diajarkan mengenai cara pengecekan telur dan input po ke dalam program. Masih banyak waktu yang tersisa, aku pun berusaha untuk mendapatkan data toko ini sebanyak-banyaknya sebagai bahan analisa.
Sebelum jam dua siang, anak-anak yang masuk siang pun berdatangan. Kami pun melakukan ritual yang sama seperti pagi tadi yaitu briefing. Serah terima serta info pun di berikan utk tim siang. Tim servis yang masuk siang adalah tedy dan sumi. Aku pun di kenalkan ke pada mereka. Total tim servis di toko ini adalah 5 orang, satu orang yang bernama julfikar off bersamaan dengan kepala toko pak Erwin.
Secara garis besar untuk penanganan operasional toko pun, aku sudah siap untuk di lepas mengambil shift sendiri. Namun aku harus ikuti prosedur dong....Namun prosedur tersebut sebenarnya tergantung pada penilaian kepala toko itu sendiri. Kalau ada keyakinan dari sang kepala toko, aku pun dengan mudah mengambil atau memimpin shift sendiri. Namun keinginan tersebut bagai gayung bersambut.
Tidak dinyana, pak Herman menawarkan aku ambil shift sendiri di hari Minggu.
"3 hari dari sekarang, "Jawabku ketika Pak Herman menawarkan, "aku harus menguasai dalam waktu 3 hari," ulangku kembali. Namun itu pun pasti harus ijin dari pak Erwin kan Pak," Tegasku menjelaskan prosedur yang biasanya.
“Tidak ada masalah dengan pak Erwin, besok akan di bicarakan, Pak Ari ambil shift Pagi, pak Erwin siang, jadi pak Erwin tidak ambil full shift. Capek pak untuk ngefull," ujar pak Herman menjelaskan sambil tertawa sumringah.
Aku pun mengangguk setuju dengan memaksakan suatu senyuman. Tanda tanya hinggap di pikiranku “ apakah aku mampu?” berbagai pertanyaan hinggap di kepalaku sambil merayapi sata persatu pajangan pajangan barang yang ada di gondola. Sehingga pada akhirnya hati ku pun sendiri yang menjawabnya.
Hari pertama masuk ke toko sungguh berkesan. Berbagai kelas orang ku perhatikan. Bahkan ada preman yang tiba-tiba masuk mengambil lengkeng satu buah lalu kabur. Mau ku cegah tetapi di larang oleh pak Herman.
"ambil aman aja pak, selama yang diambil tidak besar. Disini premannya pada tau diri. Mereka juga ikut menjaga toko kok. Gmn sosialisasi kita aja kemereka," jelas pak Herman.
"Namun jika di pikir-pikir kalau tiap hari mengambil barang, bisa-bisa orang toko yang ketiban sial untuk mengganti pak," jawabku agak menjaga sikap dan perkataan biar tidak terlihat kurang ajar.
"Sudah di bicarakan dengan para preman, mereka paling ambil buah kecil-kecil seperti lengkeng. Kalau tidak ada, ya tidak akan mengambil. Mereka tiap bulan ada jatah keamanannya kok untuk mereka," jelas Pak Herman.

Aku pun manggut-manggut, jelas kalau begitu," pikirku.
Uang keamanan, uang sosialisasi Rt/Rw, uang ketertiban polsek, uang ketertiban Kodim, uang kebersihan pasar. Hal tersebut sudah ada alokasinya masing-masing selama satu bulan. Sore itu pun aku minta untuk undur diri lebih cepat dari jadwal pulang jam 5 sore. Dengan alasan akan mencari kost terlebih dahulu dengan di temani ari si tim servis. Ia kebetulan orang kampung Ciparai jadi tahu mengenai ruang lingkup rumah kost yang terdekat.
Mentari sudah akan mulai turun ke peraduannya. Langit agak menghitam menggantung. Di barat lingkaran merah menyala namun tidak memberikan sinar yang terang. Angin berhembus agak kencang dari arah puncak bukit, mengayun lembut ke arah lembah lembah yang berada di sekitar kampung. Bercampur dengan hawa dingin yang agak menusuk kulit serta membawa aroma rumput-rumput kering bekas terbakar terpanggang sinar sang mentari yang menyinarkan hawa panas melekat siang tadi.

Aku pun sudah menemukan rumah kost yang lumayan bersih, tanah yang luas dan terdapat rumah burung dara dan terkukur di halaman samping. Dengan fasilitas makan pagi yang diberikan dengan cuma-cuma di tambah kamar kost ku berada di atas dengan memiliki ruang tamu sendiri dan media televisi sendiri. Malam ini aku pun menuliskan di buku catatanku istilah-istilah serta deskripsi perkerjaan secara detail yang aku dapatkan tadi pagi. Sebagai jaga-jaga biar tidak terlupa. Di temani dengan suara burung terkukur dan burung dara yang bernyanyi riang menyambut sang malam. Menantikan dan berharap sang bintang muncul untuk menyaksikan koor paduan suara mereka sebagai hiburan pengantar malam yang dingin di musim kemarau.

No comments:

Post a Comment

POTRET SENJA SEORANG PAK WARNO