Di pintu masuk suatu kampung yang paling maju di daerah iwak toman, tampak ramai. Beberapa orang berseragam mengililing 3 orang anak muda yang membawa alat alat musik. Ketika di perhatikan seragam yang dipakai oleh orang-orang tersebut adalah seragam petugas keamanan penduduk kampung tersebut yaitu kampung blangbetok. Seragam petugas keamanan kampung blangbetok yang berwarna orange tersebut sangat menyala ditambah dengan terangnya lampu alam yang terik memikat warna seragam orang kampung ini. Menimbulkan aura segan bagi orang yang melihatnya ditambah tampang penduduk kampung berseragam ini terbilang seram, sebagian besar memelihara brewok dan kumis yang melintang namun tidak terurus.
Berbeda dengan anak muda yang ada di depan mereka, para anak muda ini terlihat kurus, agak kumal dengan pakaian atas kaos berbeda namun semuanya tidak jelas warnanya serta memakai celana jeans yang juga tidak jelas warnanya. Ketiganya kompak memakai stelan yang sama namun hanya berbeda penampilan. Satu pemuda berambut gondrong rapi dan agak jangkung, berkumis tipis dan mempunyai celak dimata. Pemuda ini tidak membawa apa apa. Teman disampingnya agak bertubuh gempal, sawo matang gelap, berambut ikal dan gondrong serta membawa gitar. Sedangkan pemuda terakhir bertubuh putih bersih, kurus tinggi dan berambut cepak terlihat agak rapi dari kedua temannya. Satu satunya kesan kotor dan kumal adalah bajunya yang agak semrawut dan kotor. Ia juga membawa gitar seperti temannya.
Salah seorang berseragam yang berperwakan tinggi kurus serta berkulit hitam maju kedepan, seperti teman teman berseragam yang lain, mukanya di tumbuhi kumis dan jambang yang tidak terurus. Dengan menimbang nimbang kayu rotan yang panjangnya hanya setengah meter, dia memperhatikan ketiga pemuda di depannya, menyelidik, dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Dengan nada pelan namun kasar dia berkata," mata nya buta ya? tidak melihat pengumuman di depan gapura,"dengan menggunakan kayu rotannya dia menunjuk gapura yang berada tidak jauh dari mereka. ,"pengamen dan pemulung dilarang masuk," melanjutkan dengan nada kasar dan lebih keras dari sebelumnya.
Kampung belangbetok merupakan sebuah kampung yang hidup dari restoran-restoran kuliner yang bertebaran di sepanjang jalannya. Maklum saja karena kampung ini terletak didataran tinggi dibandingkan kampung kampung yang lain di daerah iwak toman. Pemandangannya yang aduhai dengan di kelilingi oleh bukit bukit, jurang dan gunung silaukupandang yang menjulang tinggi disebelah barat kampung belangbetok. Tidak heran di daerah ini menjadi tujuan para wisatawan lokal dan asing untuk menikmati keindahan serta bersihnya udara pegunungan. Pemasukan kas daerah terbesar di dapatkan dari sektor ini, tidak heran pemerintah daerah mencanangkan untuk lebih meningkatkan pelayanan dalam sektor wisata. Hal-hal yang dirasa merusak ketertiban, ketentraman, kekhawatiran, keindahan para pengunjung dibasmi. Para pengasong jalanan, bandit bandit tanggung, warung emperan, warung remang remang, bahkan para pengamen semua dihilangkan.
"Kampung belangbetok harus teratur dan terorganisir yang rapi serta bebas dari semua yang mengganggu!!, tegas pak Jokono, lurah terbaru. Semuanya di lokalisasi ketempat baru, semuanya terencana untuk penempatan, pasar ada tempatnya, hotel ada tempatnya, lokalisasi ada tempatnya, perumahan ada tempatnya, restoran ada tempatnya. Namun sayangnya peraturan-peraturan yang di terbitkan oleh pemerintah daerah sering dipakai kaku oleh para bawahannya. Harusnya memang ada training dan pelatihan serta sosialisasi tentang peraturan daerah ke seluruh jajaran pemerintahan sehingga satu suara.
Seperti peraturan pelarangan adanya pengamen saja, harusnya pemerintah daerah jangan kaku. Mereka harus merekrut para pengamen sehingga tidak berkeliaran, di organisir kalau istilah manajemennya. Sehingga mereka bisa menghibur para pengunjung di tempat dan waktu yang tepat dan tidak di kejar kejar petugas berpakaian orange. Tidak selalu menyewa artis atau group band terkenal utk menghibur. Toh mereka tidak tiap hari menghibur para pengunjung karena mahalnya menyewa para selebritis. Pernyataan pak jokono sebenarnya sudah jelas dan mengarah ke arah sana. Namun pelaksanaan di lapangan oleh jajaran bawahannya yang terlalu baku dan kurangnya sosialisasi ditambah pak jokono semenjak di lantik sering melakukan sidak ke hotel-hotel, lokalisasi dan restorant sisanya ngendon di kantor kelurahannya. Akhirnya selalu terjadi tindakan tindakan pengusiran seperti yang selalu terjadi di pintu masuk kampung, salah satunya kejadian siang ini.
"loh..kita bukan pengamen loh mas...kita dermawan yang mau menyumbangkan suara kami pada masyarakat di sekitar sini. Kalau merasa terhibur wajar dong mas kita dapat bayaran dari kedermawanan kita. Lah wong orang besar saja kalau bisa menghibur atasannya malah bisa dapat bisnis besar dan uang banyak, masa kita yg rakyat biasa gak dapat," seru sang pemuda yang bercelak mata, sambil tersenyum sopan dan mengangguk untuk menghindari tatapan mata dari sang pria berseragam
"Ooooo, para dermawan ya? Loh kok pada kumal ya," ujar pria berseragam lunak dan sopan. Kata kata dermawan membuat sikap para pria berseragam tersebut menjauh dan menjadi berubah sopan.
"Mobil kami di rampok di kampung sebelah mas, cuma ini harta kami satu satunya, seru sang pemuda berbohong,"tolong di bantu lah mas supaya kedermawanan kami dihargai oleh masyarakt terpandang di kampung ini, siapa tau pencuri mobil kami mendengar suara kedermawanan kami sehingga tergugah dan akhirnya mengembalikan mobil kami," sambung sang pemuda.
"Bolehlah, kebetulan daerah kami ini belum ada dermawan dalam hal tarik suara atau bermusik yang murah seperti kalian, silahkan ke kantor kami dahulu untuk membuat ijin," seru pria berseragam didepan mereka. Para teman-temannya juga manggut manggut dan tersenyum menyetujui perkataan pria berseragam yang berada didepan para pemuda. Hanya kedua teman sang pemuda bercelak yang tampak bingung dan garuk garuk kepala.
"the power of voice,"seru temannya yang gempal dengan menengadahkan tangannya kedepan seperti menyambut sesuatu dari langit. Sedangkan pemuda yang berkulit putih hanya geleng geleng kepala dan berkata kepada temannya yang gempal.
"kata pengamen di ubah menjadi dermawan musik....baru kali ini ku dengar," serunya sambil tertawa. Ketiganya tertawa sambil memasuki kampung belangbetok diiringi pandangan sang lampu alam yang tersenyum lebih cerah melihat kaki-kaki sang pemuda menapaki kehidupan mereka. Kelak mereka akhirnya menjadi legenda didaerah tersebut karena menjadi satu satunya pengamen yang di ijinkan secara resmi dan berhasil mengorganisasi para pemuda menjadi pengamen profesional.
Sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi kenyataan jika dilakukan. Walaupun hal tersebut mustahil tetapi tidak mungkin bisa berhasil. Dengan sedikit kebohongan demi kebaikan kenapa tidak dilakukan demi membongkar tirani yang berdiri mengurung setiap langkah kehidupan di dunia ini. "Lakukanlah dahulu, untuk hasilnya biarkan proses yang akan berjalan, terpenting langkah pertama,"
No comments:
Post a Comment