Pernahkah
kalian melihat melihat atau merasakan sirup (maaf tidak bisa saya sebutkan
merk-nya)? Di luar kemasannya terbaca sirup squash delight? Jika kalian belum
pernah merasakan atau melihat sirup dengan bacaan di atas silahkan kunjungi
minimarket atau toko serba komplit di daerah anda. Jika kalian orang yang awam
bahasa inggris dan tinggal di suatu kota kecil apa yang akan anda sebutkan
ketika membaca tulisan di luar kemasan sirup tersebut? Yah pasti berbeda beda
jawabannya, harus benar benar orang yang awam dapat membacanya.
Indonesia
merupakan penduduk terbesar di dunia ini, tidak salah kalau Indonesia di
jadikan tempat tujuan pemasara semua produk. Coba lihat dari segala bentuk
produk pasti ada di Indonesia. Di tambah penduduk kita di kondisikan menjadi
penduduk paling konsumtif di dunia ini. Lihat aja diri kalian sendiri, sudah
puaskah dengan ponsel yang ada di genggaman kalian saat ini, saya yakin
kalaupun anda punya uang berlebih, besok bahkan hari ini pun sudah berganti
ponsel, kalaupun ada fixture lain lagi yang anda lihat di iklan atau dipunyai
oleh teman kalian lebih lengkap dari yang di punyai oleh anda, saya jamin tidak
bakal bisa tidur nanti malam untuk bisa berganti ponsel lagi.
Emon
namanya, nama yang simple dan memang pasti emon namanya, bukan nama julukan,
bukan nama panggilan, bukan nama keren, just emon. Entah orang tuanya mempunyai
ide setelah melihat filmnya catatan si boy (tapi mungkin mana ada orang tua
yang mau anaknya seperti emon) atau melihat ketenaran filmnya catatan si boy
yang kemungkinan orang tuanya belum pernah melihat film itu sendiri namun
mendengar dari orang lain bahwa nama emon begitu tenar, keren, makanya di kasih
nama emon, yah saya hanya bisa menjustifikasi saja. Kebetulan anaknya sendiri
tidak mengerti kenapa namanya emon.
Emon
tinggal di suatu kabupaten kecil di daerah Cirebon namanya babakan. Kampung
babakan ini merupakan kampung penyangga antara kampung Gebang dan Kabupaten
Kuningan. Gebang merupakan kampung nelayan sedangkan babakan merupakan kampung
perkebunan. Gula dan bawang merah merupakan hasil bumi babakan yang terkenal
sejak jaman Kompeni Belanda, masih berdiri tegak pabrik gula peninggalan
belanda yang sekarang sudah di ambil alih oleh pemerintah daerah dengan nama
Pabrik Gula Rajawali.
Bukan
karena orang tuanya seorang petani kebun, lantas emon harus mewarisi keahlian
ayahnya untuk berkebun. Namun tekad lain dari seorang emon untuk keluar
berkerja dengan bidang lainnya. Walaupun dengan begitu emon harus bisa keluar
dari tanah kelahirannya untuk mencari kota-kota industry seperti kebanyakan
teman-temannya. Entah memang garis nasib atau bagaimana prosesnya yang secara
kebetulan, akhirnya emon di terima pada suatu minimarket kenamaan yang barus
saja masuk ke kampung kecilnya tersebut. Sebelum bisa mengisi formasi toko
barunya, emon di haruskan untuk training di toko toko yang sudah berjalan dan
kebanyakan berada di kota Cirebon tepatnya di suatu daerah yang bernama Weru.
Weru merupakan suatu pasar kabupaten terbesar di Cirebon. Tidak heran banyak
berdiri toko-toko tradisional bersaing dengan toko toko modern disekeliling
pasar ini. Di pasar inilah berdiri minimarket tempat training awal Emon,
langkah meniti karirnya di dunia retail sebagai Tim Service pemula.
Emon yang
lugu, sopan, typical kerja keras dan jujur serta lugas dalam berbicara pun di
terima baik oleh sebagian besar staf toko, terutama oleh kepala toko dan
assisten kepala tokonya. Kepala toko Weru merupakan seorang yang di kenal
sebagai orang yang berwatak keras, perfeksionis, serta mempunyai jiwa trainer.
Tujuannya selalu jelas jika mendidik tim servisnya terutama untuk anak anak
yang baru. Sejalan dengan Assisten Kepala toko Weru yang mempunyai sifat yang
hampir sama, namun perbedaannya untuk assisten kepala tokonya lebih humoris.
Mungkin berbeda latar belakang asal masing-masing, kepala tokonya berasal dari
Ambon sedangkan Assisten kepala tokonya berasal dari Palembang. Sama sama
mempunyai watak yang keras namun sejalan. Untuk masalah adiminstrasi, control
dan training anak-anak tim servis, Kepala toko lebih banyak menugaskan Assisten
Kepala Tokonya, Untuk dirinya sendiri lebih mengedapankan untuk mengurusi
masalah strategi penjualan, inventory, hubungan dengan Supervisor Area. Untuk
permasalahan yang sering terjadi di toko, Kepala toko hanya mengambil posisi
sebagai penengah dan pengawas, semuanya di serahkan ke Assisten Kepala Toko
untuk pembekalannya, itulah ego seorang kepala toko yang memang sudah lebih
lama berkecimpung di dunia retail di banding Juniornya Assisten Kepala toko.
System
seperti inilah Emon di bentuk. Semuanya jelas, ada waktunya, ada iramanya dalam
berkerja. Tidak hanya asal dalam berkerja. Semuanya harus tuntas dalam satu
hari. Karena di dunia retail tiap hari pasti selalu ada perkerjaan yang
menunggu. Namun suatu hal baru yang menarik bagi emon adalah bisa bertemu tiap
hari dengan konsumen. Kebanggaan tersendiri bisa melakukan pelayanan yang
terbaik bagi Kostumer apalagi di jam-jam ramai konsumen. Semuanya turun
kelapangan dan tidak ada lagi kesetaraan dalam jabatan, semuanya sudah tahu
kerjanya masing-masing. untuk hari-hari pertama emon masih bingung dan masih
harus mengikuti perintah dari teman-teman senior ataupun dari kepala toko dan
assisten kepala tokonya. Sesuatu yang wajar, namun lama kelamaan terbiasa dan
bisa mengerti apa yang harus di kerjakan. Membersihkan gondola (rak bersusun
untuk menempatkan pajangan barang yang di jual) harus mempunyai teknik biar
cepat dan bersih, memajang pajangan biar tampak rapi, mudah diambil, enak
dilihat ada tekniknya, semuanya di pelajari oleh Emon. Emon tidak segan segan
bertanya, selalu ada energy jika di suruh untuk melakukan sesuatu, karena pasti
ada efeknya dan tidak bisa di temukan dalam perkerjaan lainnya.
“akh….,
indahnya retail, semuanya memang untuk kepuasan costumer yang efeknya ke
sales…sales dan sales…tetapi kepuasan pribadi jika memang yang kita kerjakan
ada hasilnya. Semuanya di nilai dari hasil tidak ada yang di nilai dari proses.
Hasil gagal berarti proses gagal dan ada review atas proses yang sudah di
kerjakan. Itulah retail.”
Satu hal
yang masih diingat tentang proses, sesuatu yang tidak di sangka-sangka tetapi
bisa menjadi booming, sesuatu yang asing namun bisa di tangkap oleh telinganya
orang Indonesia apalagi orang kampung. Emonlah yang menjadi pencetusnya….di
bulan suci Ramadhan, sudah menjadi tradisi bagi umat muslim untuk berbuka puasa
dengan yang manis-manis. Semua makanan dan minuman syrup apapun jenisnya,
rasanya dan merknya pun dijual di minimarket tempat emon training berkerja.
Proses penataan di Gondola dan area floor (suatu area atau wilayah tempat
memajang suatu jenis atau lebih yang biasanya di letakkan di lantai dengan
menggunakan media ambal/meja kayu bersusun biar tampak menarik) dekat area
kasir sudah rapi dilakukan. Jam-jam ramai pun datang (biasanya jam 4 sore-jam 8
malam), kebetulan yang menjadi kasir adalah Erna dan jumilah serta tim servis
emon dan Sanusi.
Emon sudah
melakukan face out (teknik memajang dengan menata barang dagangan di suatu
gondola lebih kedepan biar bisa terlihat costumer) serta mengisi barang
dagangan yang kosong. Kondisi toko mulai dalam keadaan ramai, terlihat sanusi
tampak mengemas suatu pesanan telur dalam suatu kotak, emon sedang mengambilkan
barang dagangan costumer yang sedang dicari. Banyak costumer yang sedang hilir
mudik dengan membawa keranjang belanjaan, ataupun mengantri di kassa untuk
melakukan transaksi pembayaran.
“ini syrup
yang sering ada di iklan tipi pak, bapak suka rasa apa, disini ada rasa jeruk,
leci, mangga dan anggur pak.” Terlihat emon sedang menjelaskan kepada
bapak-bapak yang sedang kebingungan terhadap pilihannya di area floor-an
syirup, si bapak terlihat manggut manggut dan mengambil salah satu syrup dan
coba membaca kemasannya.
”ini syrup
apa mas,” Tanya si bapak.
“oh ini
syrup sequosdelik (logat jawa cirebonnya sangat kental ketika menyebutkan
delik) pak, dari…(maaf merk-nya tidak bisa saya sebutkan), kalau bapak minum
syrup ini pasti matanya mendelik delik,” seru emon.
Kontan kostumer yang mengantri di area kasir
pun tertawa, namun tidak ada reaksi malu dari raut muka emon, polos dan apa
adanya, datar dan tampak yakin dengan jawabannya. Hari itu istilah syrup
sequosdelik jadi tenar di minimarket tersebut dan area pasar weru sekitarnya.
Istilah tersebut berkali-kali disebut emon ketika melayani pembeli, tanpa
malu-malu, tanpa segan. Ketika toko tutup, emon di tanya oleh assisten kepala
toko dan teman-temannya, emon dengan lugas menjawab,
”memang
saya tidak bisa bahasa Inggris pak, di kampung juga gurunya jarang masuk,
untung juga saya bisa lulus ujian nasional,” jawabnya.
oalaaaah,
ini murid salah asuhan, namun emon mengakui kalau berbicara dan menyebutkan
suatu kalimat bahasa inggris dia tidak mampu tapi kalau menterjemahkan dia
bisa.
“belajar
sendiri pak, ngapalin kamus, tapi cara bacanya saya tidak tahu,”itu jawaban
polos emon.
Syrup squosdeliknya
emon pun melegenda, penjualannya naik, costumer yang datang pun tidak
segan-segan menyebutkan syrup squosdeliknya emon. Seiring berjalannya waktu,
emon pun bertugas di daerah asalnya dengan membawa julukan baru emon
squosdelik, dengan icon dan toko yang baru. Dipercaya menjadi tim servis senior
di toko baru gebang dan toko baru ki-bledug. Kisah-kisah emon selanjutnya
jarang lagi saya dengar, pernah suatu ketika menjadi atasannya lagi di babakan,
refresh kembali pola kerjanya di tambah dengan tugas management untuk
pemantapannya menjadi manajerial toko. Emon pun sudah bertambah pintar, dimasa
kepemimpinanku emon pun menikah dengan wanita asal kampungnya. Kerjanya
bertambah giat, kecerdasannya meningkat, inisiatif, manajemen waktunya pun ter
progress rapi. Berkat kerja tim dan motivasi dari emon ke teman-temannya pun
saya menjadi terangkat untuk di percaya kembali ke Bandung menjadi Supervisor
Area.
Terakhir
dia di percaya untuk menjadi manajerial toko di subang, dia pun membawa serta
keluarganya sebagai motivasi kerjanya di tempat yang baru. Kesuksesan terus
merambah dirinya. Motivasi dirinya tumbuh dengan sendirinya berawal dari
keinginan untuk maju, keluguan, kejujuran serta dedikasi yang tinggi terhadap
perusahaan. Just emon…., si sequosdelik ternyata dari sesuatu yang sederhana
bisa menjadi yang luar bisa jika di tempatkan sesuai dengan kebiasaan, telinga
orang pribumi. Sesuatu yang berharga bagiku untuk tidak dilupakan…thanks emon.
No comments:
Post a Comment