Thursday, December 31, 2020

CERITA PENDEK SIRUP SEQUOS DELIK?




Pernahkah kalian melihat melihat atau merasakan sirup (maaf tidak bisa saya sebutkan merk-nya)? Di luar kemasannya terbaca sirup squash delight? Jika kalian belum pernah merasakan atau melihat sirup dengan bacaan di atas silahkan kunjungi minimarket atau toko serba komplit di daerah anda. Jika kalian orang yang awam bahasa inggris dan tinggal di suatu kota kecil apa yang akan anda sebutkan ketika membaca tulisan di luar kemasan sirup tersebut? Yah pasti berbeda beda jawabannya, harus benar benar orang yang awam dapat membacanya.

Indonesia merupakan penduduk terbesar di dunia ini, tidak salah kalau Indonesia di jadikan tempat tujuan pemasara semua produk. Coba lihat dari segala bentuk produk pasti ada di Indonesia. Di tambah penduduk kita di kondisikan menjadi penduduk paling konsumtif di dunia ini. Lihat aja diri kalian sendiri, sudah puaskah dengan ponsel yang ada di genggaman kalian saat ini, saya yakin kalaupun anda punya uang berlebih, besok bahkan hari ini pun sudah berganti ponsel, kalaupun ada fixture lain lagi yang anda lihat di iklan atau dipunyai oleh teman kalian lebih lengkap dari yang di punyai oleh anda, saya jamin tidak bakal bisa tidur nanti malam untuk bisa berganti ponsel lagi.

Emon namanya, nama yang simple dan memang pasti emon namanya, bukan nama julukan, bukan nama panggilan, bukan nama keren, just emon. Entah orang tuanya mempunyai ide setelah melihat filmnya catatan si boy (tapi mungkin mana ada orang tua yang mau anaknya seperti emon) atau melihat ketenaran filmnya catatan si boy yang kemungkinan orang tuanya belum pernah melihat film itu sendiri namun mendengar dari orang lain bahwa nama emon begitu tenar, keren, makanya di kasih nama emon, yah saya hanya bisa menjustifikasi saja. Kebetulan anaknya sendiri tidak mengerti kenapa namanya emon.

Emon tinggal di suatu kabupaten kecil di daerah Cirebon namanya babakan. Kampung babakan ini merupakan kampung penyangga antara kampung Gebang dan Kabupaten Kuningan. Gebang merupakan kampung nelayan sedangkan babakan merupakan kampung perkebunan. Gula dan bawang merah merupakan hasil bumi babakan yang terkenal sejak jaman Kompeni Belanda, masih berdiri tegak pabrik gula peninggalan belanda yang sekarang sudah di ambil alih oleh pemerintah daerah dengan nama Pabrik Gula Rajawali.

Bukan karena orang tuanya seorang petani kebun, lantas emon harus mewarisi keahlian ayahnya untuk berkebun. Namun tekad lain dari seorang emon untuk keluar berkerja dengan bidang lainnya. Walaupun dengan begitu emon harus bisa keluar dari tanah kelahirannya untuk mencari kota-kota industry seperti kebanyakan teman-temannya. Entah memang garis nasib atau bagaimana prosesnya yang secara kebetulan, akhirnya emon di terima pada suatu minimarket kenamaan yang barus saja masuk ke kampung kecilnya tersebut. Sebelum bisa mengisi formasi toko barunya, emon di haruskan untuk training di toko toko yang sudah berjalan dan kebanyakan berada di kota Cirebon tepatnya di suatu daerah yang bernama Weru. Weru merupakan suatu pasar kabupaten terbesar di Cirebon. Tidak heran banyak berdiri toko-toko tradisional bersaing dengan toko toko modern disekeliling pasar ini. Di pasar inilah berdiri minimarket tempat training awal Emon, langkah meniti karirnya di dunia retail sebagai Tim Service pemula.

Emon yang lugu, sopan, typical kerja keras dan jujur serta lugas dalam berbicara pun di terima baik oleh sebagian besar staf toko, terutama oleh kepala toko dan assisten kepala tokonya. Kepala toko Weru merupakan seorang yang di kenal sebagai orang yang berwatak keras, perfeksionis, serta mempunyai jiwa trainer. Tujuannya selalu jelas jika mendidik tim servisnya terutama untuk anak anak yang baru. Sejalan dengan Assisten Kepala toko Weru yang mempunyai sifat yang hampir sama, namun perbedaannya untuk assisten kepala tokonya lebih humoris. Mungkin berbeda latar belakang asal masing-masing, kepala tokonya berasal dari Ambon sedangkan Assisten kepala tokonya berasal dari Palembang. Sama sama mempunyai watak yang keras namun sejalan. Untuk masalah adiminstrasi, control dan training anak-anak tim servis, Kepala toko lebih banyak menugaskan Assisten Kepala Tokonya, Untuk dirinya sendiri lebih mengedapankan untuk mengurusi masalah strategi penjualan, inventory, hubungan dengan Supervisor Area. Untuk permasalahan yang sering terjadi di toko, Kepala toko hanya mengambil posisi sebagai penengah dan pengawas, semuanya di serahkan ke Assisten Kepala Toko untuk pembekalannya, itulah ego seorang kepala toko yang memang sudah lebih lama berkecimpung di dunia retail di banding Juniornya Assisten Kepala toko.

System seperti inilah Emon di bentuk. Semuanya jelas, ada waktunya, ada iramanya dalam berkerja. Tidak hanya asal dalam berkerja. Semuanya harus tuntas dalam satu hari. Karena di dunia retail tiap hari pasti selalu ada perkerjaan yang menunggu. Namun suatu hal baru yang menarik bagi emon adalah bisa bertemu tiap hari dengan konsumen. Kebanggaan tersendiri bisa melakukan pelayanan yang terbaik bagi Kostumer apalagi di jam-jam ramai konsumen. Semuanya turun kelapangan dan tidak ada lagi kesetaraan dalam jabatan, semuanya sudah tahu kerjanya masing-masing. untuk hari-hari pertama emon masih bingung dan masih harus mengikuti perintah dari teman-teman senior ataupun dari kepala toko dan assisten kepala tokonya. Sesuatu yang wajar, namun lama kelamaan terbiasa dan bisa mengerti apa yang harus di kerjakan. Membersihkan gondola (rak bersusun untuk menempatkan pajangan barang yang di jual) harus mempunyai teknik biar cepat dan bersih, memajang pajangan biar tampak rapi, mudah diambil, enak dilihat ada tekniknya, semuanya di pelajari oleh Emon. Emon tidak segan segan bertanya, selalu ada energy jika di suruh untuk melakukan sesuatu, karena pasti ada efeknya dan tidak bisa di temukan dalam perkerjaan lainnya.

“akh…., indahnya retail, semuanya memang untuk kepuasan costumer yang efeknya ke sales…sales dan sales…tetapi kepuasan pribadi jika memang yang kita kerjakan ada hasilnya. Semuanya di nilai dari hasil tidak ada yang di nilai dari proses. Hasil gagal berarti proses gagal dan ada review atas proses yang sudah di kerjakan. Itulah retail.”

Satu hal yang masih diingat tentang proses, sesuatu yang tidak di sangka-sangka tetapi bisa menjadi booming, sesuatu yang asing namun bisa di tangkap oleh telinganya orang Indonesia apalagi orang kampung. Emonlah yang menjadi pencetusnya….di bulan suci Ramadhan, sudah menjadi tradisi bagi umat muslim untuk berbuka puasa dengan yang manis-manis. Semua makanan dan minuman syrup apapun jenisnya, rasanya dan merknya pun dijual di minimarket tempat emon training berkerja. Proses penataan di Gondola dan area floor (suatu area atau wilayah tempat memajang suatu jenis atau lebih yang biasanya di letakkan di lantai dengan menggunakan media ambal/meja kayu bersusun biar tampak menarik) dekat area kasir sudah rapi dilakukan. Jam-jam ramai pun datang (biasanya jam 4 sore-jam 8 malam), kebetulan yang menjadi kasir adalah Erna dan jumilah serta tim servis emon dan Sanusi.

Emon sudah melakukan face out (teknik memajang dengan menata barang dagangan di suatu gondola lebih kedepan biar bisa terlihat costumer) serta mengisi barang dagangan yang kosong. Kondisi toko mulai dalam keadaan ramai, terlihat sanusi tampak mengemas suatu pesanan telur dalam suatu kotak, emon sedang mengambilkan barang dagangan costumer yang sedang dicari. Banyak costumer yang sedang hilir mudik dengan membawa keranjang belanjaan, ataupun mengantri di kassa untuk melakukan transaksi pembayaran.

“ini syrup yang sering ada di iklan tipi pak, bapak suka rasa apa, disini ada rasa jeruk, leci, mangga dan anggur pak.” Terlihat emon sedang menjelaskan kepada bapak-bapak yang sedang kebingungan terhadap pilihannya di area floor-an syirup, si bapak terlihat manggut manggut dan mengambil salah satu syrup dan coba membaca kemasannya.

”ini syrup apa mas,” Tanya si bapak.

“oh ini syrup sequosdelik (logat jawa cirebonnya sangat kental ketika menyebutkan delik) pak, dari…(maaf merk-nya tidak bisa saya sebutkan), kalau bapak minum syrup ini pasti matanya mendelik delik,” seru emon.
 Kontan kostumer yang mengantri di area kasir pun tertawa, namun tidak ada reaksi malu dari raut muka emon, polos dan apa adanya, datar dan tampak yakin dengan jawabannya. Hari itu istilah syrup sequosdelik jadi tenar di minimarket tersebut dan area pasar weru sekitarnya. Istilah tersebut berkali-kali disebut emon ketika melayani pembeli, tanpa malu-malu, tanpa segan. Ketika toko tutup, emon di tanya oleh assisten kepala toko dan teman-temannya, emon dengan lugas menjawab,

”memang saya tidak bisa bahasa Inggris pak, di kampung juga gurunya jarang masuk, untung juga saya bisa lulus ujian nasional,” jawabnya.

oalaaaah, ini murid salah asuhan, namun emon mengakui kalau berbicara dan menyebutkan suatu kalimat bahasa inggris dia tidak mampu tapi kalau menterjemahkan dia bisa.

“belajar sendiri pak, ngapalin kamus, tapi cara bacanya saya tidak tahu,”itu jawaban polos emon.

Syrup squosdeliknya emon pun melegenda, penjualannya naik, costumer yang datang pun tidak segan-segan menyebutkan syrup squosdeliknya emon. Seiring berjalannya waktu, emon pun bertugas di daerah asalnya dengan membawa julukan baru emon squosdelik, dengan icon dan toko yang baru. Dipercaya menjadi tim servis senior di toko baru gebang dan toko baru ki-bledug. Kisah-kisah emon selanjutnya jarang lagi saya dengar, pernah suatu ketika menjadi atasannya lagi di babakan, refresh kembali pola kerjanya di tambah dengan tugas management untuk pemantapannya menjadi manajerial toko. Emon pun sudah bertambah pintar, dimasa kepemimpinanku emon pun menikah dengan wanita asal kampungnya. Kerjanya bertambah giat, kecerdasannya meningkat, inisiatif, manajemen waktunya pun ter progress rapi. Berkat kerja tim dan motivasi dari emon ke teman-temannya pun saya menjadi terangkat untuk di percaya kembali ke Bandung menjadi Supervisor Area.

Terakhir dia di percaya untuk menjadi manajerial toko di subang, dia pun membawa serta keluarganya sebagai motivasi kerjanya di tempat yang baru. Kesuksesan terus merambah dirinya. Motivasi dirinya tumbuh dengan sendirinya berawal dari keinginan untuk maju, keluguan, kejujuran serta dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan. Just emon…., si sequosdelik ternyata dari sesuatu yang sederhana bisa menjadi yang luar bisa jika di tempatkan sesuai dengan kebiasaan, telinga orang pribumi. Sesuatu yang berharga bagiku untuk tidak dilupakan…thanks emon.


No comments:

Post a Comment

POTRET SENJA SEORANG PAK WARNO